RAMAH merupakan akronim dari Responsif, Akuntabel, Melayani, Adaptif, dan Harmonis. Kelima nilai ini diharapkan dapat mewujudkan layanan pendidikan yang berkualitas.
RAMAH memiliki tantangan tersendiri dalam penerapannya di sekolah, yaitu bagaimana mengubah budaya kerja agar mencerminkan nilai-nilai Responsif, Akuntabel, Melayani, Adaptif, dan Harmonis.
Lalu, apa saja yang dapat dilakukan untuk mengintegrasikan nilai-nilai RAMAH tersebut?
Responsif berarti tanggap dan peka terhadap perkembangan, perubahan, dinamika, permasalahan, serta aspirasi masyarakat, dengan solusi yang cepat, tepat, solutif, dan bermartabat.
Dalam konteks sekolah, hal ini dapat diterapkan melalui penguatan sistem komunikasi dengan orang tua dan siswa. Sekolah perlu memiliki mekanisme yang jelas untuk menampung dan menindaklanjuti keluhan atau masukan dari warga sekolah.
Guru dan tenaga kependidikan juga perlu dibiasakan agar selalu mengedepankan kepentingan siswa, baik dalam hal akademik maupun administratif. Agar dapat memberikan solusi dan cepat dan tepat.
Pengajaran yang responsif terhadap budaya, atau kecerdasan budaya dalam pendidikan, membantu menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan dapat diakses oleh lebih banyak siswa.
Sebagai guru di kelas multikultural masa kini, pengembangan praktik pengajaran yang responsif terhadap budaya menjadi semakin penting.
Akuntabel menekankan pentingnya tata kelola dan kinerja yang terbuka, transparan, bersih, dan dapat dipertanggungjawabka.
Penerapan akuntabilitas di sekolah dapat dilakukan dengan menjamin keterbukaan informasi terhadap program-program sekolah, kebijakan akademik, serta proses pembelajaran, evaluasi siswa yang objektif.
Misalnya, sekolah bisa mengadakan forum informasi terbuka bagi orang tua serta menyediakan akses terhadap data hasil belajar siswa secara transparan.
Melayani mengandung makna bahwa bekerja dalah ibadah, pengabdian kepada bangsa dan negara, serta komitmen untuk mempermudah dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Di lingkungan sekolah, pelayanan yang efektif bisa terlihat dari kemudahan akses dalam berbagai urusan di sekolah, seperti proses pendaftaran siswa baru, pengajuan beasiswa, dan mekanisme pengaduan masyarakat. Semua ini mencerminkan semangat melayani yang lebih ramah
Adaptif artinya terus berupaya menyesuaikan diri, mengadopsi hal-hal baru, serta memperbaiki sistem, cara berpikir, semangat, dan karakter diri agar selaras dengan perubahan dan tantangan zaman.
Semua itu dilakukan dengan tetap mematuhi hukum yang berlaku dan berlandaskan pada nilai-nilai luhur serta budaya bangsa.
Situasi dan kondisi zaman yang terus menerus berubah itu menuntut guru untuk mampu adaptif. Kendati akses dan fasilitas digital memberikan peluang bagi peserta didik untuk menguasai berbagai macam pengetahuan dan keterampilan secara mandiri dan menjadi warga negara yang kompeten, namun untuk bisa meraih cita-cita kolektif yang menghendaki terwujudnya peserta didik menjadi warga negara yang tidak hanya kompeten, namun juga beriman sekaligus berkarakter itu, peran guru dan kemampuan adaptif adalah kuncinya.
Di tengah makin maraknya bully, contoh-contoh perilaku yang mendukung harmonisasi di sekolah dapat menjadi pengingat bahwa siswa datang ke sekolah untuk belajar. Jika kondisi sekolah tidak harmonis maka keinginan untuk belajar akan buyar.
Guru memiliki peran penting dalam membangun harmoni sosial di lingkungan sekolah. Sebagai pendidik, guru harus mampu menjadi teladan dalam hal menghormati perbedaan dan menyelesaikan konflik secara damai.
Selain itu, lingkungan sekolah yang inklusif dan bebas diskriminasi juga berkontribusi besar dalam menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar dan berinteraksi.
Kegiatan seperti diskusi kelompok, simulasi, dan kerja sama tim dapat melatih siswa untuk berkomunikasi secara efektif, memahami perspektif orang lain, dan menyelesaikan perbedaan secara bijaksana.
Dengan mengintegrasikan nilai-nilai toleransi, inklusivitas, dan penghormatan terhadap keberagaman, pendidikan dapat menciptakan generasi yang mampu menjaga kedamaian sosial.
Penulis adalah Feri Irawan (Kepala SMKN 1 Jeunieb)
Editor FeraA
Posting Komentar