Proses pembuatan kerupuk ini dimulai dengan membersihkan organ dalam lele yang akan diolah. Kemudian, semua bagian lele, mulai dari kepala hingga ekor dimasak dalam panci presto. Setelah dimasak hingga lunak, barulah dicampur dengan bumbu racikan dan diolah menjadi kerupuk.
Guru produktif agribisnis perikanan air tawar SMKN 1 Jeunieb , Tuty Alawiyah mengatakan, anak-anaknya sudah membuat kerupuk lele setahun belakangan ini. Selain itu, masyarakat juga menyambut baik kehadiran penganan ringan ini. "Selain rasanya enak, kerupuk ini kandungan gizinya juga sangat tinggi," ungkapnya.
Prospek kerupuk lele untuk dikembangkan menjadi cuan sangat besar. Menurut Tuti, hal ini didukung oleh ketersediaan lele sebagai bahan dasar yang cenderung melimpah dan harganya pun murah. Mereka lebih mudah memperolehnya karena sekolah juga turut membudidayakan lele.
"Kerupuk lele mentah dibanderol dengan harga Rp 20.000 per kilogram, sementara yang sudah digoreng dijual dengan harga Rp 40.000 per kilogram, " Jelas Tuty.
Pihak sekolah berharap, kerupuk lele dapat menjadi produk olahan dan oleh-oleh khas Jeunieb di masa depan.
Penulis/editor Fodic
Posting Komentar