Kehidupan Sementara, Bekal Amal Kekal Selamanya

Penulis Hermansyah, S.Pd.

Hidup di dunia hanyalah persinggahan sementara. Sebagai manusia, kita tidak pernah tahu kapan perjalanan ini berakhir. Oleh karena itu, setiap langkah dan perbuatan hendaknya diisi dengan kebaikan. Bekal terbaik bukanlah harta atau kedudukan, melainkan amal saleh yang akan kekal selamanya.

Di SMKN 1 Jeunieb, pembiasaan Jumat pagi menjadi salah satu cara sederhana namun bermakna untuk menyiapkan bekal tersebut. Kegiatan ini sering disebut dengan bimag (bimbingan agama), yang dilaksanakan rutin setiap Jumat. Di dalamnya, para siswa bersama guru membaca surah Yasin dengan penuh khidmat. Suasana pagi itu begitu menentramkan, menghadirkan ketenangan batin sekaligus memperkuat ikatan spiritual di antara seluruh warga sekolah.

Selain membaca Yasin, terdapat pula pembiasaan sedekah seribu. Setiap siswa dan guru menyisihkan sebagian kecil rezeki yang mereka miliki. Meskipun nominalnya sederhana, seribu rupiah yang dikumpulkan bersama-sama menjadi bermakna besar. Dana  yang terkumpul bisa digunakan untuk membantu sesama yang membutuhkan, sehingga menumbuhkan rasa kepedulian dan solidaritas di lingkungan sekolah.

Pembiasaan seperti ini tidak hanya membentuk karakter religius, tetapi juga melatih keikhlasan. Anak didik belajar bahwa kebiasaan baik yang dilakukan secara konsisten akan menjadi bagian dari amal jariyah. Di sinilah letak nilai sejatinya: hidup memang sementara, tetapi kebaikan yang ditanam akan tumbuh menjadi bekal kekal selamanya.

Mari kita jadikan setiap Jumat pagi sebagai pengingat, bahwa waktu yang singkat ini adalah kesempatan emas untuk menabur amal kebaikan yang kelak menemani kita di akhirat.

Penulis adalah guru Bahasa Indonesia SMKN 1 Jeunieb sekaligus anggota Jangkar (Tim Literasi Sekolah) 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama