Siswa APAT SMKN 1 Jeunieb Belajar Budidaya Udang Vanname di Hatchery Benur Top

Siswa Jurusan Agribisnis Perikanan Air Tawar (APAT) SMK Negeri 1 Jeunieb melaksanakan kunjungan industri atau fieldtrip ke Hatchery Benur Top yang berlokasi di Desa Ujong Blang, Kuala, Bireuen. Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan belajar di luar sekolah untuk memberikan pemahaman langsung tentang proses produksi benih Udang vaname.

Kegiatan didampingi guru pendamping, Ibu Tuti Alawiyah, S.Pi., MM dan Ibu Nuraini, S.Pi.. Rombongan siswa dan guru disambut langsung Petugas Teknis Hatchery Benur Top, Arifin. 

​Dalam kunjungan tersebut, para siswa diajak mengidentifikasi beberapa lokasi produksi benih udang, mulai dari modul induk hingga ruang pemeliharaan larva.

Memahami Proses Budidaya dari Hulu ke Hilir

​Lokasi pertama yang dikunjungi adalah modul induk, sebuah area khusus untuk pemeliharaan induk udang. Di ruangan yang sengaja dibuat gelap, siswa dapat melihat induk udang yang sudah siap untuk pemijahan. Bapak Arifin menjelaskan bahwa induk betina lebih mudah dikenali karena salah satu matanya telah diberikan perlakuan khusus untuk kepentingan pemijahan. Di ruang ini juga terdapat banyak bak bulat yang berfungsi sebagai wadah penetasan telur dan pemeliharaan anakan udang pada fase naupli hingga zoea.


​Selanjutnya, rombongan menuju ruang kultur pakan alami. Area ini membuat para siswa penasaran karena hanya terlihat wadah berisi air dengan warna berbeda-beda. Ketika siswa bertanya tentang wujud pakan alami yang tidak terlihat, Bapak Arifin dengan sabar menjelaskan bahwa pakan alami tersebut adalah plankton yang tidak tampak oleh mata telanjang. Untuk melihatnya, diperlukan mikroskop. Bapak Arifin juga menambahkan bahwa ruangan tersebut harus selalu steril, sebab hal ini krusial untuk menjaga kemurnian plankton yang akan menjadi pakan anakan udang.

​Terakhir, para siswa diajak ke ruang modul Post Larva (PL), yaitu ruang pemeliharaan larva udang yang siap didistribusikan ke konsumen. Ruangan ini dilengkapi dengan instalasi oksigen dan meja packing. Rasa penasaran siswa kembali muncul ketika mereka mendengar suara mesin yang ternyata adalah suara blower.

​Di lokasi ini, siswa juga mendapat penjelasan tentang proses pengadaan air untuk hatchery. Petugas menjelaskan bahwa Hatchery Benur Top tidak hanya mengandalkan air laut yang memiliki salinitas 32-34 ppt, tetapi juga mencampurnya dengan air PDAM. Hal ini dilakukan untuk mencapai salinitas air optimal sekitar 30 ppt yang dibutuhkan untuk pemeliharaan induk dan larva udang. Proses ini melibatkan tandon, ruang filter, dan ruang uji coba air sebelum dialirkan ke bak-bak pemeliharaan.

Apresiasi dan Pemberian Cenderamata

​Di akhir kunjungan, sebagai bentuk apresiasi, Ibu Tuti Alawiyah memberikan cenderamata kepada perwakilan Hatchery Benur Top. Cenderamata yang diberikan adalah produk unggulan yang dibuat oleh siswa-siswi APAT, yaitu kerupuk ikan lele. Produk ini merupakan hasil dari kegiatan produksi yang dijalankan oleh jurusan APAT sebagai bagian dari praktik langsung kewirausahaan. Setelah pemberian cenderamata, kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama.

​Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi siswa APAT SMK Negeri 1 Jeunieb dan menjadi bekal pengetahuan praktis di bidang perikanan.

Penulis Tuty Alawiyah

Editor Feri

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama