Suasana berbeda, Rabu (15/10) pagi ini sangat terasa di Seulanga Meting Room SMKN 1 Jeunieb. Ruangan yang biasanya digunakan untuk kegiatan rapat penting, hari ini berubah menjadi panggung seni yang luar biasa.
SMKN 1 Jeunieb kedatangan Penyair Nasional LK Ara yang digagas Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I.
Dalam arahan sambutannya, Kepala SMKN 1 Jeunieb Feri Irawan SSi MPd mengharapkan nantinya pengalaman LK Ara dalam berkarya dapat jadi motivasi bagi guru dan siswa untuk berbahasa dan bersastra di sekolah, sehingga guru dan siswa tidak hanya dapat membaca teks sastra tetapi juga dapat mengkritik, mengkreasi teks, dan menyusun teks sastra.
Kepsek menambahkan, LK Ara adalah penyair tiga zaman (Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi). LK Ara layak dianggap sebagai Maestro Seni Sastra Indonesia, dalam usia 88 tahun tetap produktif menulis, ujarnya.
Ayah Ara, sapaan akrab seniman asal dataran tinggi Gayo itu, tampil membawakan puisi “Belajar Ikan” karyanya sendiri.
Ayah Ara berhasil “menghipnotis” siswa dan guru SMKN 1 Jeunieb dengan gaya khasnya memainkan ritme.
Siswa dan guru yang hadir sangat antusias dan terinspirasi oleh penampilan LK Ara. Tepuk tangan meriah bahkan sudah dimulai saat sang mastro memasuki Seulanga Meeting Room SMKN 1 Jeunieb.
“Senang sekali hari ini saya berkesempatan melihat penampilan ayah Ara secara langsung, sangat menginspirasi,” kata salah satu siswa yang hadir.
“Mudah-mudahan jadi motivasi bagi siswa dan guru untuk terus berkarya,” sebut seniman nasional yang sempat 4 (empat) tahun mengelola perpustakaan keluarga milik Dipo Latief, anak Abdul Latief, salah seorang Menteri era Soeharto.
Setelah acara, LK Ara kepada media ini menyampaikan rasa senangnya bisa tampil di SMKN 1 Jeunieb.
Agenda juga diisi oleh penampilan siswa dan guru SMKN 1 Jeunieb membaca beberapa puisi karyanya sendiri.
LK Ara menyaksikan puisi-puisi karya taruna-taruni dibacakan dengan penuh semangat dan gaya yang ekspresif.
"Masuk ruangan ini seperti panggung Taman Ismail Marzuki," sebut ayah Ara dalam forum tersebut. Untuk menggambarkan bahwa semua orang di sekolah ini "seniman" yang sehari-hari mangkal di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
LK Ara juga berdialog dengan para siswa tentang teknik mengarang dan menulis puisi serta cara mencari inspirasi yang mengandung nilai-nilai kritis. LK Ara juga menguji para siswa yang juga membacakan puisi ciptaan sendiri dan LK Ara di depan para siswa lainnya.
Di depan para siswa, dia menjelaskan kiat-kiat menciptakan puisi. Tetapi, semuanya harus dimulai dari sering berlatih dan pantang menyerah, termasuk mengirim karya ke redaksi media massa untuk dipublikasikan.
“Jangan bosan-bosan menulis dan menuangkan ide ke dalam sebuah puisi,” ujar LK Ara yang lebih 50 tahun berkecimpung dalam dunia sastra.
Menjadi Inspirasi
Kedatangan LK Ara berhasil membakar semangat sebagian guru dan taruna-taruni dalam sebuah kolaborasi puisi yang menggetarkan hati.
Kehadirannya tidak hanya menjadi inspirasi, tetapi juga membuka ruang diskusi dan ekspresi bagi para taruna -taruni dalam dunia sastra yang penuh makna.
Para siswa tampil memukau dengan puisi bertema semangat yang di karang sendiri dengan judul bebas. Beberapa guru pun ikut ambil bagian, menjadikan kolaborasi ini bukan sekadar pertunjukan, tetapi momentum kebersamaan yang membanggakan.
"Hari ini bukan hanya tentang puisi, tapi tentang nyala semangat di SMK kita, " ujar LK Ara.
Acara berjalan lancar, meriah, dan penuh semangat, membuktikan bahwa dunia vokasi tidak hanya unggul dalam keterampilan teknis, tapi juga dalam ekspresi seni dan budaya.
Hari ini SMKN 1 Jeunieb menyala, bukan hanya slogan tapi bukti nyata bahwa semangat kolaborasi, kreativitas, dan inspirasi bisa hidup di tengah taruna-taruni hebat dan guru-guru berdedikasi tinggi.
Penulis Hermansyah
Editor Humas
Posting Komentar