Ekstrakurikuler; Jalan Menuju Beasiswa dan Masuk PTN Tanpa Tes


Oleh Feri Irawan*

Suatu hari di sebuah SMK negeri di Bireuen, ada siswa bernama Erika Syifaq yang dikenal kalem, pendiam, dan jarang angkat tangan di kelas. Tapi siapa sangka, saat festival literasi (festa) sekolah, dia tampil jadi tokoh utama yang menghipnotis penonton. “Saya baru sadar bisa percaya diri setelah ikut ekskul jurnalistik,” katanya dengan senyum agak malu.

Cerita Erika bukan cerita langka. Banyak siswa yang ‘bersinar’ bukan di ruang kelas, tapi di lapangan, panggung, studio seni, atau ruang redaksi majalah sekolah. Di tempat-tempat inilah "Pentingnya Ekstrakurikuler" berperan.

Sayangnya, masih banyak yang menganggap kegiatan ini cuma “bonus” atau pelengkap formalitas. Bahkan tidak sedikit siswa (dan orang tua) yang merasa ekstrakurikuler hanya membuang waktu belajar.

Padahal, kalau kita mau jujur, pentingnya ekstrakurikuler seringkali jauh lebih besar dari yang terlihat. Ia bukan cuma soal menang lomba atau dapat sertifikat. Tapi soal karakter, kepercayaan diri, kolaborasi, hingga jalan hidup

Atas dasar itulah, Pemerintah melalui Peraturan Mendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 menegaskan pentingnya penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaan kegiatan ekstrakurikuler atau ekskul di sekolah, selain intrakurikuler dan kokurikuler. Bukan tanpa alasan, ekskul mendukung penguatan pendidikan karakter untuk mengasah kemampuan sosial, dan meningkatkan kompetensi di berbagai bidang yang diminati.

Melansir Permendikdasmen 13/2025, Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa di luar jam belajar. Ekstrakurikuler diisi dengan program aktivitas pilihan yang sesuai bakat dan minat para siswa. 

Permendikdasmen baru ini menegaskan sekolah harus memiliki minimal satu ekstrakurikuler, misalnya Pramuka atau kepanduan lainnya.

Oleh karena itu, selepas MPLS, siswa baru kelas 10 sudah bisa mulai memilih ekstrakurikuler atau ekskul di sekolah. Selain sebagai penguatan pendidikan karakter, aktif di ekskul sekolah memiliki beberapa keuntungan lainnya. Salah satunya, bisa mendapatkan beasiswa  sampai masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tanpa tes.

Dari ekstrakurikuler ini, bakat yang telah terasah bisa mengikuti perlombaan. Jika menang, maka kemenangan inilah yang bisa dijadikan 'golden ticket' untuk masuk ke PTN (perguruan tinggi negeri) sesuai selera. Bahkan banyak beasiswa dari pihak swasta, lembaga, terbuka bagi  siswa yang berprestasi diekskul pilihannya.

Lalu, apa saja ekstrakurikuler yang bisa membantu siswa masuk PTN tanpa tes dan bisa dapat beasiswa? Melansir Kompas.com Senin, (28/7/2025), ada delapan ekskul sebagai 'golden ticket' untuk masuk ke PTN (perguruan tinggi negeri). 

Pertama, pramuka. Pramuka adalah ektrakurikuler yang membangun kemandirian, ketangkasan, kepemimpinan,  dan kerjasama. Siswa yang aktif di Pramuka bahkan sampai bisa mendapatkan posisi sekretaris atau ketua bisa masuk  PTN dan PTS (perguruan tinggi swasta).

Seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Lampung (Unila).

Kedua, Paskibraka. Siswa yang masuk paskibraka mulai tingkat kota sampai nasional, atau menang banyak kejuaraan bisa berpotensi  ikut jalur prestasi PTN atau PTS. Contohnya Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Sebelas Maret (UNS), UPN Veteran Jawa Timur

Ketiga, Olimpiade. Banyak SMA dan SMK yang menyediakan ekstrakurikuler olimpiade. Dulu, ekskul ini sering disebut Karya Ilmiah Remaja (KIR). Namun saat ini banyak sekolah yang menggunakan nama ekskul Olimpiade Penelitian Sains Indonesia (OPSI). Olimpiade  bukan hanya berbasis MIPA saja. Ada olimpiade bidang IPS atau soshum. Semua olimpiade ini terbuka mulai level  kota sampai internasional. Contoh olimpiade yang rutin dibuka pemerintah misalnya  Olimpiade Sains Nasional (OSN), Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI), Kompetisi Sains Madrasah (KSM), Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) dan National Young Inventors Award (NYIA) oleh BRIN, dan masih banyak lagi.

PTN yang menerima siswa dengan bakat di bidang Olimpiade misalnya Universitas Indonesia (UI), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Hasanuddin (Unhas), dan semua PTN yang membuka jalur mandiri prestasi.

Keempat, Esktrakurikuler agama. Siswa yang bisa menghafal Alquran dan merupakan hafidz, bisa mengikuti ekstrakurikuler Rohani Islam atau Rohis.

Banyak PTN menerima para hafidz dan hafidzah yang mampu menghafal beberapa juz dalam Alquran. Contohnya, Universitas Islam Negeri (UIN). Seperti UIN Maulana Malik Ibrahim, UIN Sunan Gudung Djati, UIN Syarif Hidayatullah. Lalu ada Universitas Airlangga (Unair), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Jambi (UNJ), dan masih banyak PTN menerima siswa yang mampu menghafal banyak juz Alquran.

Tak hanya yang beragama Islam, siswa yang berprestasi  bidang agama lain seperti Katolik, Kristen, Budha dan Hindu juga bisa memanfaatkan ekskul ini untuk masuk kampus impian. 

Kelima, Olahraga. Ekskul olahraga biasanya terpecah-pecah sesuai jenisnya. Ada ekskul sepak bola, basket, badminton, voli, catur, dan masih banyak lagi.

Kalau siswa ikut ekskul ini, usahakan juga ikut bertanding di berbagai kompetensi. Karena kamu bisa masuk PTN tanpa perlu tes. Minimal pernah mengikuti dan mendapatkan medali minimal tingkat provinsi. Contoh laga yang bisa diikuti di tingkat nasional, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Kejuaraan Nasional (Kejurnas), serta Pekan Olahraga dan Seni (Porseni).

Keenam, Seni. Sama dengan olahraga, ekskul seni juga banyak jenisnya. Ada musik, tari, drama, melukis, dan fotografi.

Contoh lomba yang bisa diikuti yakni Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Porseni, Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) tingkat nasional oleh Kementerian Agama, dan ajang lain yang diikuti minimal jenjang provinsi sampai internasional.

Ketujuh, OSIS. Beberapa sekolah menempatkan  OSIS sebagai ekstrakurikuler. OSIS sendiri bisa membantu siswa mengasah kemampuan leadership dan kemampuan mengorganisir. Selain bisa masuk PTN, siswa bisa mendapatkan beasiswa melalui bukti kepesertaan OSIS. 

Kedelapan, Palang Merah Remaja (PMR). Apakah siswa suka kegiatan yang menolong sesama manusia? Jika ya, maka  cocok untuk masuk ekstrakurikuler PMR. Ada banyak kegiatan di bidang kesehatan yang bisa dilakukan. Bahkan bisa masuk PTN tanpa perlu tes. Contohnya saja penerimaan mahasiswa baru di Universitas Negeri Malang (UM) dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang membuka jalur bagi anggota PMR. Tak cuma kedua PTN di atas, masih banyak PTN yang membuka jalur leadership atau kepemimpinan bagi mantan ketua PMR. 

Semoga bermanfaat. 

*Penulis adalah Kepala SMKN 1 Jeunieb

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama