Makan Bergizi dan Membuang Sisa dengan Etika

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap kesehatan peserta didik. Melalui program ini, khususnya siswa SMKN 1 Jeunieb dapat menikmati makanan yang bergizi dan sehat tanpa mengeluarkan biaya. Tujuannya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga agar siswa lebih semangat belajar di sekolah. Namun, di balik keberkahan program MBG, muncul masalah kecil namun penting untuk diperhatikan, yaitu perilaku sebagian siswa yang masih kurang peduli terhadap kebersihan setelah makan.

Pada hari Sabtu (25/10), ketika dilakukan kegiatan bakam (bersih-bersih lingkungan), banyak ditemukan sisa makanan yang dibuang sembarangan di sekitar area sekolah. Bekas botol susu, kulit pisang, kulit jeruk, kulit salak, kulit klengkeng, plastik pembungkus, serta sisa lauk seperti tulang daging atau potongan makanan terlihat berserakan di bawah meja, di depan dan di belakang kelas. Pemandangan ini tentu sangat disayangkan, karena merusak keindahan lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi tempat belajar yang bersih, nyaman, dan menyenangkan.

Kebiasaan membuang sampah sembarangan bukan hanya menunjukkan kurangnya rasa tanggung jawab, tetapi juga mencerminkan rendahnya kesadaran terhadap kebersihan. Padahal, setiap siswa telah diajarkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Jika setiap orang abai terhadap sampahnya sendiri, maka lingkungan sekolah akan cepat kotor, menimbulkan bau tidak sedap, dan dapat mengundang hewan seperti lalat atau semut yang mengganggu kenyamanan. Oleh karena itu, setiap siswa harus memiliki etika dalam membuang sisa makanan setelah menikmati program MBG.

Membuang sisa dengan etika berarti memahami bahwa makanan adalah rezeki yang harus dihargai. Etika tersebut bisa diwujudkan melalui tindakan sederhana, seperti membuang kulit buah dan plastik ke tempat sampah yang sesuai, tidak meninggalkan sisa di meja makan, serta membersihkan area setelah selesai makan. Bila sekolah menyediakan tempat sampah terpilah, siswa juga sebaiknya membedakan antara sampah organik dan nonorganik. Misalnya, kulit pisang dan sisa lauk dapat dimasukkan ke tempat sampah organik karena bisa diolah menjadi kompos, sedangkan botol susu dan plastik bisa dimasukkan ke tempat sampah nonorganik agar dapat didaur ulang.

Selain itu, menjaga kebersihan setelah makan juga merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan. Tidak semua orang mendapatkan kesempatan menikmati makanan bergizi gratis seperti yang disediakan dalam program MBG. Maka, dengan menjaga kebersihan dan membuang sisa makanan pada tempatnya, kita sudah menunjukkan rasa terima kasih dan penghargaan terhadap rezeki yang diberikan.

Penutup

Sebaiknya setelah makan, semua sisa makanan dibuang pada tempatnya. Hal ini bukan hanya tentang kebersihan, tetapi juga tentang karakter dan tanggung jawab. Lingkungan sekolah yang bersih akan menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Mari kita jadikan program Makan Bergizi Gratis tidak hanya sebagai ajang menikmati hidangan sehat, tetapi juga sebagai sarana menumbuhkan sikap peduli dan beretika dalam menjaga kebersihan. Sebagai wujud syukur kepada Allah SWT atas nikmat makan bergizi gratis.

Penulis : Hizlal Razki, S.Pd (petugas MBG di sekolah)

Editor: Hermansyah

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama