Nautika, Jurusan SMK yang Lulusannya Banyak Dicari di Luar Negeri, Gaji Capai Rp 30 Juta

Insert. Taruna Nautika Kapal Penangkap Ikan SMKN 1 Jeunieb sedang berada di Laboratorium Mejangka Peta.

Bagi kamu yang bermimpi menjadi pelaut yang andal, program keahlian nautika dapat dicoba. Praktik tentang dunia kelautan dan perikanan pun mempersiapkan talenta SMK untuk siap menghadapi dunia kerja di laut. Lulusan ini pun seringkali mengarungi berbagai laut di belahan dunia. 

Program Studi Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) merupakan program yang telah direkomendasikan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sehingga lulusan NKPI mendapatkan 2 Ijasah, yakni Ijasah Profesi Pelaut “ANKAPIN II” dari Kementrian Perhubungan dan Ijasah Sekolah dari Kementrian Pendidikan.

Ijasah ANKAPIN II ini dikapal perikanan bisa berkedudukan sebagai Perwira Kapal ( Mualim ) atau Nahkoda / Kapten Kapal ( untuk kapal >150 GT dengan pelayaran dalam negeri sampai ZEE )

Disamping itu, selain dibekali dengan keterampilan yang mengacu pada SKKNI juga dibekali sertifikat keahlian dan keterampilan yang mengacu STCWF-IMO amandemen Manila 2010. Sertifikat keterampilan sesuai standar STCW-IMO seperti BST, SAT, serta sertifikat kompetensi keterampilan bidang Nautika Kapal Penangkap Ikan yang dikeluarkan oleh BNSP. Itu artinya, kesempatan karier global terbuka lebar bagi lulusan nautika. 

Lalu, berapa gajinya? Mengutip Kompas. com (1/11/2025), bekerja di luar negeri menjadi impian banyak lulusan SMK Indonesia, terutama karena peluang gaji yang lebih tinggi dibandingkan di dalam negeri.

Di Jepang, lulusan SMK yang berangkat melalui program resmi seperti Specified Skilled Worker (SSW) umumnya memperoleh penghasilan antara ¥160.000 hingga ¥250.000 per bulan, setara dengan Rp16 juta–Rp25 juta. Nominal tersebut bisa meningkat hingga Rp 30 juta tergantung bidang kerja, pengalaman, dan lokasi industri. Sektor manufaktur, konstruksi, dan perawatan menjadi bidang yang paling banyak menyerap tenaga kerja asal Indonesia karena membutuhkan keterampilan teknis dan kedisiplinan tinggi.

Sementara itu, Jerman juga menawarkan kesempatan menarik bagi lulusan SMK melalui program vokasi seperti Ausbildung. Dalam program ini, peserta bisa belajar sambil bekerja dengan gaji awal sekitar €800–€1.300 per bulan atau sekitar Rp 13 juta–Rp 21 juta. Setelah menyelesaikan pelatihan dan bekerja penuh waktu, pendapatan bisa meningkat signifikan, apalagi jika sudah memiliki sertifikasi dan kemampuan bahasa Jerman yang baik.

Selain Sektor kemaritiman, sektor teknik, perhotelan, dan perawatan sosial juga menjadi bidang yang paling diminati, karena membuka peluang karier jangka panjang bagi tenaga kerja muda dari Indonesia.

Editor Fodic

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama