Bu Dahliani Menjadi Cahaya Kecil di Kelas Matematika

Pagi di Jeunieb selalu menghadirkan udara yang lembut dan langkah yang terasa berarti. Setiap hari, sebelum matahari naik tinggi, Bu Dahliani, S.Pd melangkah menuju sekolah dengan membawa seberkas senyum sederhana. Senyum itu bukan hanya sekadar sapaan. Senyumnya adalah doa yang ia bawa untuk Taruna dan Taruni hebat SMKN 1 Jeunieb, anak-anak yang setiap hari sedang tumbuh, berproses, dan berjuang menjadi pribadi yang kuat, berkarakter, dan berakhlak mulia.

Bu Dahliani hadir di kelas bukan semata-mata sebagai penyampai materi. Dalam dirinya melekat peran mendidik dengan hati, membimbing dengan sabar, dan menilai dengan rasa tanggung jawab. Selain menjadi guru mata pelajaran matematika, dirinya juga memikul amanah sebagai guru wali bagi anak binaannya. Sebagai guru wali, Bu Dahliani belajar menjadi pendengar ketika mereka sedang bingung, menjadi penguat saat mereka kehilangan semangat, dan menjadi cahaya kecil ketika hidup mereka terasa gelap.

Bu Dahliani mengajar matematika, mata pelajaran yang sering dianggap sulit, rumit, bahkan tidak disukai. Tapi baginya, setiap angka memiliki makna, setiap rumus memiliki cerita, dan setiap soal adalah kesempatan untuk mengasah cara berpikir yang jernih dan terstruktur. Dengan pendekatan pembelajaran mendalam, Dahliani berusaha menjadikan matematika bukan hanya sebagai hafalan, tetapi pengalaman berpikir yang mengasah mental, karakter, dan kepercayaan diri.

Senyum yang Ia bawa setiap pagi bukan sekadar hiasan. Itu adalah simbol ketulusan, komitmen, dan cintanya terhadap profesi ini. Di balik senyum itu, tersimpan harapan besar agar setiap anak yang ia temui mampu tumbuh menjadi pribadi yang sopan, cerdas, berbudaya, dan kuat menghadapi kehidupan.

Dirinya menyadari bahwa perubahan besar tidak lahir dari satu pertemuan atau satu pelajaran saja. Perubahan tumbuh perlahan melalui langkah kecil yang kita jaga setiap hari, melalui penguatan yang kita ulang, dan melalui doa yang tidak pernah kita lepas. Di SMKN 1 Jeunieb, Bu Dahliani belajar untuk terus berproses, terus hadir, meski kelelahan kadang datang singgah. Namun, Ia memilih untuk tetap melangkah.

Sebab dia percaya, setiap senyum yang ia bagikan hari ini adalah tabungan masa depan untuk mereka. Dan masa depan itu adalah alasan terbesar saya tetap setia berada di sini.

Editor Fodic

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama