Kolom
Penulis Hermansyah, S.Pd
Pagi menjelang siang, ponsel saya berdering pertanda ada panggilan masuk. Dari seberang, suara Bu Azizah terdengar lembut mengabari bahwa ada seorang tamu yang datang ke sekolah. Ia adalah wali dari salah satu siswa kelas X jurusan Teknik Pemesinan SMKN 1 Jeunieb bernama Muhammad Lutfi.
Kedatangan ayahnya bukan tanpa alasan. Beliau datang untuk memastikan apakah Lutfi hadir mengikuti pembelajaran sebagaimana biasanya. Ada kekhawatiran di hatinya karena beberapa hari sebelumnya anaknya sempat tidak hadir ke sekolah tanpa keterangan yang jelas. Saat mendengar kabar bahwa hari ini M Lutfi hadir di kelas, tampak jelas kelegaan di wajah sang ayah. Ia tersenyum, seolah beban berat di pundaknya sedikit berkurang.
Dalam perbincangan singkat di halaman kelas X TP kami duduk santai di bawah pohon rindang. Ayah Muhammad Lutfi menyampaikan harapan sederhana namun penuh makna: semoga suatu saat nanti anaknya menjadi orang yang sukses dan tidak mengecewakan orang tua. Kata-katanya menggambarkan kasih sayang dan tanggung jawab seorang ayah yang ingin melihat masa depan anaknya lebih baik.
Sebagai wali kelas, saya merasa sangat berterima kasih atas kepedulian ayah M. Lutfi. Tidak semua orang tua memiliki waktu dan kesadaran untuk datang langsung ke sekolah melihat perkembangan anaknya. Kunjungan sederhana itu menjadi bukti nyata betapa pentingnya sinergi antara sekolah dan orang tua dalam mendidik anak.
Saya pun berharap seluruh orang tua siswa, khususnya di kelas X TP, dapat menunjukkan kepedulian yang sama saling menguatkan tanpa saling menyalahkan. Sebab, pendidikan sejati lahir dari kolaborasi dan kasih sayang. Semoga suatu hari nanti, senyum kebanggaan itu benar-benar terukir di wajah para orang tua saat menyaksikan anak-anak mereka sukses dan berbakti.
Penulis adalah Guru Bahasa Indonesia

Posting Komentar